Pengalaman Ketika Melempar Jumroh

Posted on

DSC09637
Suami bergaya didepan terowongan sesudah melempat jumroh

Sedih banget ngeliat banyak  orang  berkomentar menyalahkan pemerintah Arab Saudi dalam musibah di Mina yang menelan korban ratusan jamaah haji. Padahal yang bersangkutan belum pernah sekalipun menginjakkan kaki ke Baitullah. Berkomentar berdasarkan berita-berita hoax yang ga jelas juntrungannya.

DSC09609
Padat merayap sebelum memasuki terowongan yang menuju ke jamarat

Bagi yang pernah menunaikan ibadah haji dan merasakan bagaimana suasana di Jamarat, bisa dipastikan akan membela Arab Saudi. Karena upaya yang dilakukan pemerintah Arab Saudi sudah sangat maksimal untuk membuat jamaah haji merasa nyaman dan aman dalam beribadah terutama saat melempar jumroh. Ga percaya, ini buktinya :

  • Jalan dan terowongan yang menuju jamarat itu dibuat lima lantai agar jamaah tidak berdesak-desakan.
DSC09619
Jamarat lantai 3 khusus untuk jamaah haji Indonesia pada jam yang sudah ditentukan
  • Jalan untuk menuju ke Jamarat itu dibuat dua jalur yang terpisah. Jadi jalan pergi dan pulangnya berbeda.
  • Didalam terowongan disediakan fasilitas eskalator. Jadi untuk yang manula atau sakit, bisa menggunakan fasilitas ini ga perlu capek berjalan kaki. Karena eskalatornya dari mulut terowongan sampai ke ujungnya. Paling jalan beberapa puluh meter saja sebelum ke terowongan selanjutnya.
  • Biarpun didalam terowongan, kita ga akan merasa panas dan sesak. Karena disepanjang terowongan ada banyak blower raksasa yang menyemprotkan angin bercampur air. Saking kencangnya blower, ketika berjalan, kita seperti didorong maju ke depan oleh angin.
DSC09614
Blower dan penerangan yang maksimal membuat jamaah merasa nyaman berada didalam terowongan
DSC09617
Kalau melempar sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan, terowongan akan berisi mayoritas jamaah haji Indonesia
  • Ada pembagian waktu untuk setiap negara agar bisa melakukan ibadah melempar jumroh. Tiap negara punya waktu tertentu untuk melempar jumroh. Ketika saya melaksanakan Ibadah haji tahun 2013, Indonesia kebagian jadwal melempar dari pukul 9 pagi – 12 siang dan malam hari dimulai ba’da isya sampai jam 12 malam.
  • Disepanjang terowongan dan tempat melempar jumroh itu banyak askar yang mengatur dan menjaga keamanan. Kalo ada rombongan jamaah yang bergerombol di terowongan atau di depan jamarat, Askar akan membubarkannya dan menyuruh jamaah terus berjalan. Biar tidak terjadi penumpukan jamaah di satu titik.
DSC09620
Suasana jamaah ketika melempar jumroh
DSC09621
Jamaah yang sedang melempar jumroh
  • Sepanjang jalan menuju terowongan itu banyak terdapat keran air zam-zam, jadi jamaah bisa mengisi air sebelum memasuki terowongan.
DSC09638
Sebelum masuk terowongan suami mengisi botol dengan air zam-zam. Biar tidak dehidrasi

Hampir Terinjak Di Terowongan Mina

Karena ingin melempar jumroh pada waktu yang paling afdol yaitu sesudah sholat juhur, saya dan suami tidak mengikuti rombongan pada hari terakhir melempar jumroh. Rombongan melempar sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu jam 9 pagi sudah berangkat menuju jamarat. Sementara saya dan suami berangkat dari maktab jam 11 lewat.

DSC09606
Petugas haji di posko ini selalu memberikan informasi bagaimana suasana di jamarat

Kami berjalan pelan dan santai. Soalnya ingin solat juhur dulu sebelum melempar jumroh. Ketika mau masuk terowongan,petugas haji di Posko Mina memberitahu jamaah melalui pengeras suara agar tidak memasuki terowongan menuju Jamarat karena bukan jadwalnya Indonesia dan suasana didalam sudah sangat padat. Cuma karena ingin mendapatkan waktu afdol, larangan itu kami cuekkan. Kami tetap memasuki terowongan.

Di dalam terowongan, mayoritas jamaah berasal dari Asia selatan seperti India, Bangladesh dan Pakistan ditambah jamaah haji dari Turki. Sedikit sekali jamaah haji dari Indonesia. Soalnya ini memang bukan waktu jamaah haji melontar jumroh. Berbeda dengan hari pertama dan kedua melempar jumroh, jamarat dipenuhi dengan jamaah haji Indonesia. Berasa di negeri sendiri saja. Soalnya itu memang waktu yang dijadwalkan jamaah haji Indonesia melempar jumroh. Hanya beberapa jamaah haji dari negara lain yang bergabung untuk melempar jumroh.

Beberapa ratus meter keluar dari terowongan, tiba-tiba segerombolan jamaah haji berbalik arah sambil berlarian. Suasana didalam terowongan saat itu lagi padat merayap. Melihat banyak yang berbalik arah, otomatis  jamaah yang lain ikutan berbalik arah seharusnya jamaah jalan menuju ke jamarat berubah menjauhi  sehingga terjadi tabrakan dengan jamaah yang tetap menuju jamarat. Kepanikan terjadi dimana-mana. Melihat kekacauan itu saya langsung lemas. Dengkul berasa copot. Saya jadi teringat nenek dan kakek saya yang menunaikan ibadah haji di tahun 1990 yang saat itu terjadi peristiwa terowongan mina. Jamaah yang pergi dan pulang bertabrakan sehingga menimbulkan korban jiwa seribu lebih jamaah haji yang syahid. Kejadiaannya ya kurang lebih seperti ini.

Suami langsung menarik saya ke pinggir, ke pagar pembatas jalan di jembatan. Saya cuma bisa berdoa memohon keselamatan pada Allah. Saat suasana makin kacau, tiba-tiba ada seorang jamaah haji yang berdiri di pagar eskalator sambil berteriak “Allahu Akbar!”. Bapak itu memberi kode agar jamaah haji, stop berjalan ke depan dan duduk sebentar. Teriakan Asma Allah berkumandang di dalam terowongan. Suasana yang tadinya kacau menjadi tenang.

Setelah tidak ada lagi jamaah yang melawan arus, bapak tadi memberi kode untuk jamaah berjalan pelan-pelan. Saya yang masih lemas karena melihat kekacauan di depan mata, pun memaksakan diri untuk berjalan sambil berpegangan tangan ke suami. Zikir dan lantunan doa terus mengiringi perjalanan kami. Alhamdulillah akhirnya bisa melemparkan jumroh dengan selamat.

Dan ketika pulang, arus manusia masih menyemut. Askar langsung memecah kerumunan dengan mengarahkan jamaah untuk naik lift yang banyak tersedia. Karena tidak mengerti kemana tujuan lift itu, saya dan suami tetap memasuki terowongan lagi untuk kembali ke perkemahan kami di Mina. Syukurlah, ketika dalam perjalanan pulang, tidak ada lagi kejadian serombongan jamaah yang berbalik arah. Walaupun padat dengan jamaah tapi perjalanan berjalan lancar dan aman. Saya dan suami pun selamat sampai di kemah di Maktab 33. Alhamdulillah. Sebuah pengalaman berharga, teguran dari Allah karena kami menaati waktu melempar yang sudah ditetapkan untuk jamaah haji Indonesia.

DSC09634
Didepan terowongan menuju ke jamarat

 

cooltext119061551120283

26 thoughts on “Pengalaman Ketika Melempar Jumroh

    Lia Harahap said:
    September 28, 2015 at 4:46 am

    Nice sharing, mak. Dulu saya suka takut sama askar karena mereka galak-galak. Sekarang ngerti kenapa kita disuruh jangan ngalangin jalan, jangan lama-lama, dan berbagai alasan lainnya. Tujuannya supaya semua berjalan lancar tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.

    Semoga para jamaah yang meninggal dapat diterima di sisi Allah SWT ya. Amien…

    usagi said:
    September 28, 2015 at 5:01 am

    iya sedih mbak baca berita yang beredar sibuk menyalahkan dan berasumsi,,,

    Heni Puspita said:
    September 28, 2015 at 5:03 am

    Izin share ya Mak 🙂

      Emi Afrilia responded:
      September 28, 2015 at 9:03 am

      Silahkan. Semoga bisa memetik manfaat dari pengalaman ini.
      Terima kasih sudah berkunjung

    Tia Yusnita said:
    September 28, 2015 at 5:21 am

    Masya Allah padahal pemerintah Arab sudah memberikan pelayanan maksimal untuk jamaah haji ya. Betul Mak, yg bisanya hanya menyalahkan belum pernah merasakan langsung suasana di Baitullah. Semoga yg wafat di tragedi Mina Tahun ini menjadi syuhada. Nice sharing Mak 🙂

      Emi Afrilia responded:
      September 28, 2015 at 9:02 am

      Amin. Insya Allah mereka menjadi syuhada karena meninggal dunia saat hendak beribadah kepada Allah.
      Terima kasih sudah berkunjung

    squall"Lone Wolf"leonheart said:
    September 28, 2015 at 5:52 am

    masya Allah, sangat padat ya.. memang yg paling baik itu melempar jumroh di waktu yg sudah ditentukan bagi jamaah haji dari masing2 negara.. agar tetap tertib dan lancar.. rindu sekali ingin kesana.. qadarullah uangnya blm cukup..

    terima kasih sharenya 🙂

      Emi Afrilia responded:
      September 28, 2015 at 8:57 am

      Insya Allah kerinduan ke Baitullah akan diijabah Allah dengan menjadi tamu-Nya. Amin

    evrinasp said:
    September 28, 2015 at 6:54 am

    subhanallah mbak pengalaman tak tergantikan bisa ke Mekkah, turut berduka atas tragedi kemarin, saya juga tidak menyalahkan pihak Arab Saudi karena mengatur jutaan orang itu sangat susah

      Emi Afrilia responded:
      September 28, 2015 at 9:01 am

      Alhamdulillah…
      Semoga Mak Evrina dan suami juga diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji juga. Amin

    fitri3boys said:
    September 28, 2015 at 7:08 am

    subhanallah mbak.. turut berduka atas tragedi kemarin, saya juga tidak menyalahkan pihak Arab Saudi yang pasti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tamu2 allah yang datang…

      Emi Afrilia responded:
      September 28, 2015 at 9:00 am

      Bener banget. Pemerintah Arab sudah berupaya maksimal tapi kadang jamaahnya bandel tidak mengikuti aturan yang sudah diterapkan demi keselamatan bersama.
      Terima kasih sudah berkunjung

    ameliatanti said:
    September 28, 2015 at 12:37 pm

    astaghfirullah.. semoga semua menjadi haji mabrur, yaa

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 2:22 am

      Amin…Mudah-mudahan jamaah haji yang meninggal dlam tragedi Mina menjadi syuhada

    Anggarani Ahliah Citra said:
    September 28, 2015 at 10:58 pm

    Sedih baca fitnah-fitnah tentang mekkah

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 2:20 am

      Iya..Padahal pemerinta Arab Saudi itu sudah maksimal banget memberi pelayanan dan menyiapkan fasilitas untuk memudahkan jamaah beribadah. Kan ga gampang untuk mengatur jamaah yang jumlahnya dua juta lebih

    Rani R TYas said:
    September 29, 2015 at 1:32 am

    Pertanyaanku satu Mak, kenapa ya para jamaat itu ada yang melawan arus dan berbalik arah sambil berlarian pula. Kenapa ya Mak? Rasanya masih teka-teki apa yang ada di pikiran mereka

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 2:17 am

      Kalo dari pengalaman saya, mereka itu melawan arah karena menghindari kejaran askar yang mau membubarkan gerombolan jamaah di terowongan. Karena panik, mereka lari menjauhi askar tapi melawan arah. Wallahu’alam
      Terima kasih sudah berkenan berkunjung

    kania said:
    September 29, 2015 at 3:43 am

    beruntungnya mba Emi udah berkesempatan ke rumah Allah, doakan kami sekeluarga ya mba..ingin juga kesana

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 2:15 am

      Alhamdulillah… sudah diberi kesempatan untuk menjadi tamu Allah
      Amin..Semoga Allah mempermudah Mak Kania dan keluarga untuk bisa ke tanah suci juga.
      Terima kasih sudah berkunjung

    Liza Fathia said:
    September 30, 2015 at 2:04 am

    TFS maak, jadi kepingin segera bisa ke tanah suci. amiin

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 2:14 am

      Amin..Semoga Allah mempermudah Mak Liza dan keluarga ke tanah suci.
      Terima kasih sudah berkunjung

    Mysweet Ladyluck said:
    September 30, 2015 at 10:18 am

    Assalamualaikum, salam kenal. smoga hajinya mbak n suami, mabrur, insya Allah.

    Dalam badai cercaan dan hinaan, Raja Saudi Malik Salman di usia 80an tetap tegar menghadapi musibah, mengunjungi korban, menyantuni, mendoakan dan kebaikan2 lainnya sbg rasa tanggungjawab yg besar terhadap ummat. Sebagai penjaga 2 kota suci Mekkah n Madinah, MasyaAllah begitu besar pelayanan yg telah diberikan demi keselamatan dan kenyamanan tamu2 Allah.

    Innalilahi waina ilaihi rojiun, smoga para syuhada dimuliakan di surga Allah. Dan yg terluka sgr Allah sembuhkan.

    Semoga kita tidak terjerumus mengikuti berita hoax, fitnah keji yg disebarkan media yg tidak memiliki kepentingan, selain memanfaatkan situasi utk memojokkan Saudi.

    Terimakasih mbak, tulisannya sgt menyentuh.

    Noniq said:
    September 30, 2015 at 12:40 pm

    Pengalamannya benar-benar menarik dan berkesan sekali ya bisa berkesempatan ke sana.
    Terima kasih sudah berbagi 🙂

    siti latifah said:
    September 30, 2015 at 2:46 pm

    TFS mak, jadi semakin rindu Ka’bah, smg suatu saat nanti bs mjd tamu Allah, mohon doanya

      Emi Afrilia responded:
      September 30, 2015 at 3:09 pm

      Amin. Semoga dipermudah Allah untuk ke Baitullah

Leave a comment